Assalamu’alaikum
Hai teman-teman pembaca blog saya. Hm yang merasa movie lovers, pernah nonton film Accepted gak.
Kisahnya tentang sekelompok anak muda yang membuat kampus bohongan untuk mengelabui orang tua mereka. Nah film ini bermula ketika si aktor utama yaitu Bartleby Gaines yang diperankan Justin Long kesal karena tuntutan orangtuanya yang meminta dia untuk segera kuliah. Padahal si B ini udah nyoba buat daftar ke semua kampus tapi emang nasibnya kali ya yang apes sehingga surat balasan yang datang isinya penolakan semua. Si B ini juga punya teman-teman yang senasib dengannya, padahal teman-temannya ini termasuk berprestasi loh di sekolah. Dari situ si B akhirnya kepikiran buat bikin kampus sendiri aja, ya daripada gak keterima melulu. Alhasil lahirlah kampus boongan yaitu South Harmon Institute of Technology atau disingkat “S.H.I.T”. Dengan bantuan best friendnya dari kecil, Sherman Schrader III yang diperankan oleh Jonah Jill dan pamannya Max mantan dosen Harmon Institute yang berperan jadi Dekan boongan lengkaplah kampus boongan tersebut dengan website, gedung dan beberapa mahasiswa boongannya.
Awalnya ni ide berhasil, dan B bisa meyakinkan orang tuanya bahwa ia jadi mahasiswa. Tapi, karna sebuah kesalahan kecil Sherman, B terpaksa mesti berurusan dengan para mahasiswa SHIT yang keterima.
Yang membuat dari film ini yaitu mahasiswanya bisa bebas memilih kelas sesuka mereka. Dan semua orang bisa kuliah tanpa ada syarat khusus, keren kan 🙂
Coba kita lihat dunia pendidikan kita saat ini. Semua serba persaingan dan syarat-syarat tertentu. Dari mulai IPK sampe harus ikut ujian nasional. Semua serba bersaing.
Dulu waktu SMA saya punya teman cewek pintar banget. Ampe semua guru segan sama dia saking pintarnya. Nah pas UN disaat semua pada berusaha dengan berbagai cara supaya bisa lulus ( ya tahulah pake apa) nih cewek malah jujur dengan kemampuannya sendiri. Ia gak mau pake cara-cara kotor buat lulus. Ia yakin dengan kemampuannya. Sampe akhirnya pas kelulusan, si cewek lulus. Tapi ia punya nilai UN yang rendah banget. Nilainya ini yang bikin dia gak bisa ikut beasiswa perguruan tinggi. Bahkan daftar pun gak bisa. Alhasil ia akhirnya kuliah di swasta.
Nah pas kuliah saya jumpa lagi kisah beginian. Pas ujian tiba-tiba saya sadar semua pada berlomba-lomba supaya lulus ujian. Walaupun mesti pake cara kotor, soalnya dosen yang mereka hadapi perfect banget bro. Kalo jawaban gak sempurna mana bisa lulus.
Yang gak habis pikir bagaimana nasib yang jujur, walau kemampuan pas pasan mereka sudah berusaha sebaik-baiknya. Tapi yang terjadi mereka yang jujur ini pada gak lulus dan yang sebaliknya malah lulus.
Ya begitulah potret pendidikan kita. Kalau gak sekolah ditempat yang elit gak bakal keterima melanjutkan ditempat elit juga. Kalau gak lulus tepat waktu dan IPKnya gak cemerlang ya gak bakal keterima kerja. Kalau gak milih jurusan yang prospeknya cerah ya gak bakal bisa dapat kerja walaupun harus meninggalkan bakat alami diri. Ya semua mesti bersaing walaupun mesti melanggar norma.
Tapi itu pendapat saya ya teman-teman. Jangan diambil yang jelekny. Hehe